Already found "home"...

Gimanapun senengnya kita beraktivitas di luar rumah, atau seseru-serunya hidup mandiri, kita pasti butuh rumah buat tempat kembali. Gak ada yang bisa gantiin nyamannya rumah sendiri dengan dikelilingi orang-orang yang kita sayang. Ada memang orang yang kurang beruntung, yang suasana rumahnya suram karena mungkin keluarganya terpecah belah,tapi kita tetap bisa nemukan "rumah" dimanapun kita berada. Rumah yang kita pilih sendiri. Tempat dimana kita bisa jadi apapun yang kita mau. Rumah dimana ada orang yang bisa nerima kita apa adanya.

Buatku, aku sudah menemukan rumah.
Kemanapun aku pergi nantinya, rumah mama-papa bakal selalu jadi tempat aku pulang. Aku mungkin nantinya akan ikut suami ntah kemana, tapi aku tau rumah mama-papa akan selalu terbuka buat aku. Dari kecil kami udah hidup pindah-pindah, tapi dimana pun itu, kami senang-senang aja. Mama-papa mulai semuanya dari nol, gak langsung settle kayak sekarang. Punya anak cewek 4 orang pastinya lumayan ribet. But I remember how happy my childhood was. Glad having sisters like them. Dan selalu bersyukur bisa jadi anak mama-papa. Kadang gak sanggup membayangkan tinggal jauh dari mama-papa. Kebiasaan semuanya ada, takut juga buat hidup mandiri. Selama di Medan udah belajar sedikit mandiri lah, tapi tetep aja homesick. Kalau di Medan tuh ya setiap bangun tidur siang jadi berasa disorientasi dan sedih gak tau kenapa. Kadang suka nangis juga ngedapetin rumah sepi, gak kayak rumah Batam. Tapi kadang pun kalau udah di Batam aku juga malah mondok di kamar juga, karena rumah Batam pun sepi juga, semua pada kerja, Ope sekolah, tinggal aku yang pengangguran. Hahahha...

Aku juga sudah menemukan "rumah" yang lain.
Rumah yang ini, bukan literally rumah bangunan, but someone that comforts me that much, like I'm home already. Sama dia, aku diterima dengan kedua tangan terbuka. No need to pretend like I'm somebody else. I'm me and he's him. We will build our little happy family soon. Kadang gak pernah menyangka kalau akhirnya dia yang jadi future husband aku. Dari awal ketemu gak tertarik sedikitpun. Tapi dia lain. Dari pertama ketemu aku katanya udah klik gitu, gak kayak ketemu cewek lain. Hihihi..is love at the first sight does exist? Well...maybe. Dan setelah lama-lama kami dekat, yang aku rasain itu gak melulu happy yah, tapi ntah kenapa bikin aku nyaman. Lucunya, dia udah ngajakin nikah yang kayak ngajak beli kacang itu malah pas masih 7 bulan jadian loh. Jelas gak aku iyain dong. Masih kuliah kok mikirin nikah-nikah segala. Tahun-tahun berlanjut dan sampailah di bulan November 2012 kemarin ketika akhirnya kami resmi tunangan. How time flies, life is changed too. I'm happy, indeed. Thank God I found my "home".

Dulu aku tipe cewek yang duluan suka ama cowok, tapi gak pernah terbalas. Hahahha...yeah..poor me. Karena aku gak cantik, gak gaul, gak populer, dan hampir kasat mata kali ya diantara cowok-cowok itu. Pokoknya teringat jaman aku yang sok-sok pedekate ama cowok bikin aku malu sendiri. Sampai akhirnya waktu kuliah aku ketemu dia, dan aku yang disuka duluan. Balas dendam pengen jual mahal, plus emang gak tertarik juga. Tapi sekeras-kerasnya batu, lama-lama kenak air bisa lumer juga (peribahasa darimana tu??). Kalau orang tulus, emang lain kok. Dan aku ngerasain itu. Gimana sabarnya dia dengerin ocehan aku yang gak tentu arah, harus anter jemput aku kemana-mana, belum lagi kebiasaan harus telponan setiap malam sebelum tidur. Juga jangan lupa serangan PMS setiap bulannya. Hahhahaa...kalau dipikir-pikir agak timpang juga ya, kayaknya dia yang lebih gimana sama aku. Akunya karena ngerasa diiyain semuanya malah jadi ngelunjak. Hihihi..peace...

Gak ada hubungan yang sempurna cause simply nobody's perfect.
Kami sering berantem juga kok, mostly aku yang mulai. Tapi membayangkan pisah itu agak berat, dan akhirnya ya baikan lagi. Dia gak egois, aku iya. Dia sabar, akunya bikin palak. Dia dewasa, akunya kayak anak-anak. Begitulah rahasia Allah. Kita gak pernah tau siapa yang Allah jodohkan dengan kita. Kita juga gak pernah tau gimana hidup kita ke depannya. Yang pasti aku sangat berterima kasih dipertemukan dengannya. Dan berdoa semoga bahagia hingga seterusnya. 

Sampai kapanpun aku bakal tetap jadi anak mama-papa. Aku tetep temen berantem mama, yang manja ampun-ampunan. Tetep jadi anak gadis papa, walaupun nantinya berkeluarga. Dan aku percaya, dimanapun aku nanti aku akan selalu merasa berada di rumah. Home is wherever I'm with you...

Terima kasih Allah.


Comments

Popular posts from this blog