What if...

What if he has to go first?
Would I be angry to God?
Or screaming and crying all the time?
Would I be okay?

Well.. I don't know.

Yang pasti aku akan ngerasa hampa.
Kosong dan kesepian.
Selama ini aku selalu bisa ngandelin suami aku. Mulai dari hal remeh temeh seperti ngusir kecoak, bantu kerjaan rumah sehari2 seperti ganti lampu,  nyuci baju dan lain2nya, sampai ke mendidik dan mengurus Abel. Urusan berkas ini itu juga selalu dia. Rasanya emang hampir semua dia yg selesaikan.

Akankah aku baik2 saja jika suamiku tak ada?
I don't know.

Tapi kita memang harus siap dengan segala kemungkinan ya.
Karena umur dan masa depan udah Allah gariskan.
Dan hidup di dunia memang hanya sementara.

But I just don't want to.
I wanna believe that we will be together for a long time. Growing old and watching our daughter grow old too.
If I can choose I rather to go first, not him.
Tapi siapa aku berani menentang rencana Allah?

Aku pasti akan jatuh jika dia tak ada.
Hidupku pasti akan berbeda.

Ketika waktu itu tiba aku berharap aku sudah siap.
Karena aku akan selalu punya Allah.

But God... Can I ask You one thing please?
Please give us much more time to be together.  And if I may ask again,  please gather us all over again in Your Jannah.

Cause You have given me the best partner I could ever ask.
And Thank You God.  Thank You.

Comments

Popular posts from this blog