Parents: child's first role models

Indonesia ini lagi riweuh2nya ya.
Sejak pilpres kemarin rasanya gak berhenti2 cela mencela, postingan pro kontra, gambar ini itu.
Dulu kok rasanya gak begini banget ih pilpresnya pak SBY. Well...sisi positifnya sih berarti udah banyak orang yang melek politik. Mau ikut peduli dan gak apatis lagi. Cuma yaa...nyinyir2an di sosial media gak habis2. Hahahhaa...jadi bahan pembelajaran aja. Sama nambah hiburan kalau ada komen yang lucu2.

Buatku, kurang2in lah ngebully. Cyber bullying juga.
Kritik boleh, tapi jangan menghina apalagi fitnah. Mengkritik pun juga gak bisa seenak2 ndewe. Mentang2 bebas berpendapat, tapi nyakitin orang lain. Nyinyirin orang mbok ya jangan jadi hobi. Karena kita gak pernah tau apa aja yg udah orang lain itu alamin.
Faith in humanity.
Just be good to everyone.
Jangan karena mentang2 kita gak berhadapan langsung, terus bisa seenaknya komen2 di sosial media. Mentang2 gak kenal bisa jadi kasar seenaknya. Aku gak sok bijak sih, kadang aku juga latah pengen komen. Tapi manfaatnya apa nyinyirin orang begitu. Numpuk dosa iya. Kalau gak tahan juga ya nyinyir dalam hati aja, terus istighfar deh. Hahaahhaha...

Soal Bu Susi yang jadi menteri juga rameeeee banget yang bahas.
Masak tamatan SMP bisa jadi menteri. Gak jaga manner pulak ngerokok depan umum. Gimana nanti kalau anak kita gak mau sekolah dengan alasan tamat SMP aja bisa sukses. Kan...pak Jokowi nih yg salah pilih menteri.
Dan sebagainya dan sebagainya~~

Hahahhahaa...aneh lah orang2 nih.
Masak takut anak kita bakal ngomong kayak gitu.
Kita loh orang tuanya. Orang pertama yang bakal dijadikannya panutan. Anak memang akan melihat lingkungan sekitar. Media bebas di mana2. Tapi kita orang tuanya bisa memfilter, bantu dengan memberikan penjelasan sesuai dengan umur anak kita, bukan ujug2 ngelarang atau malah membebaskan anak berbuat sesuka hati.
Kalau gak mau anak berbuat itu, kita dong yang arahin. Karena kita gak bisa mengatur jutaan orang buat jadi yg kita mau, kita gak bisa ngatur apa yg orang mau lakukan,  tapi kita bisa ngarahin anak kita sesuai yang kita harapin. Simpel toh?

Aku bukan ahli anak2 ya.
Ini nanti aku terapin buat Abel.
Kalau orang tua lain di luar sana punya metode lain ya silakan. Aku yakin kok setiap orang tua pasti ingin yg terbaik buat anaknya. Kalau aku pribadi, selain ngajarin agama, aku juga mau Abel jadi orang yang baik. Gak kaku dengan peraturan, tapi tetap dalam koridor yang aku yakini baik. Ah...I know it is gonna be hard. Akunya aja masih perlu banyak belajar. Ini tugas berdua suami, Abel akan jadi anak yang seperti apa kami buat nanti. Tapi satu yang pasti, Abel gak akan pernah kehilangan kasih sayang orang tuanya. Sebisa mungkin punya waktu buat anak, walaupun badan penat dan sedang tak sehat.

Intinya sih berbuat baiklah kawan.
Orang akan menuai apa yang ia tanam.
Agama gak cuman mengajarkan kita tentang hubungan manusia dan Tuhan, tetapi juga hubungan manusia yang satu dengan manusia lainnya.
Orang yang menjalankan agamanya dengan baik pastilah akan berbuat baik juga dengan manusia lainnya.
Always remember God when you do anything.
Every second, every minute, every hour, every day.
Dan yakinlah semua akan baik2 saja.
^^

Ini sih cuap-cuapnya mama Abel aja. Juga jadi note to my self.
I am not perfect, so far from it.
Udah jadi orang tua, harus bertanggung jawab dengan masa depan anak aku nanti. Kasih Abel pembelajaran di semua bidang dan setiap aspek kehidupan.
Abel harus jadi orang pintar. Tetapi bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga bisa bermanfaat untuk orang lain. Kalaupun belum bisa menyenangkan banyak orang, minimal gak nyakitin orang sekitar.

Sehat2 nak yaa...
Hidup ke depannya kita belum tau.
Kita jalani sama2 ya.
I love you~~

Comments

Popular posts from this blog

Lucky